Where Innovation Meets Accuracy
Where Innovation Meets Accuracy
Jakarta – Kementerian ATR/BPN menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk menghitung serapan emisi karbon. Pada Rabu, 28 Agustus 2024, pertemuan tatap muka diadakan di ruang rapat Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang (Ditjen SPPR) untuk memperkenalkan teknologi LiDAR berbasis backpack yang berbiaya rendah guna memperkirakan serapan karbon dan biomassa melalui metode perhitungan alometrik. Hadir dalam pertemuan tersebut, Direktur Jenderal SPPR, Sekretaris Ditjen SPPR, Direktur Survei dan Pemetaan Tematik, Direktur Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, Tim Peneliti ITS, serta pegawai dari Ditjen SPPR.
Virgo Eresta Jaya, Direktur Jenderal SPPR, menyampaikan bahwa semua entitas saat ini diharuskan menghitung emisi karbon yang dihasilkan dalam kegiatan operasional mereka. "Ditjen SPPR berkomitmen mendukung kebijakan ini dengan mengurangi perjalanan dinas dan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan," ujar Virgo. Ia juga menyampaikan harapan agar Kementerian ATR/BPN menjadi pemimpin dalam menyediakan informasi mengenai penyerapan karbon. Karbon yang ditangkap dapat disimpan di sumur bawah tanah, yang tentunya berhubungan dengan hak atas ruang bawah tanah.
Hepi Hapsari Handayani, Ketua Tim Peneliti dari ITS, bekerja sama dengan PT Sonar Nusantara Utama untuk mengembangkan backpack LiDAR yang mampu memetakan vegetasi darat. Data tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan serapan karbon di suatu wilayah berdasarkan jenis dan ukuran vegetasi. Agus Wahyudi Kushendratno, Direktur Survei dan Pemetaan Tematik, berharap teknologi ini dapat terus dikembangkan sehingga data yang diperoleh bisa diintegrasikan dengan peta foto yang dimiliki oleh Kementerian ATR/BPN.